Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ' hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab: 59).
"Wahai Asma', sesungguhnya apabila seseorang wanita telah haidh (sudah baligh), maka tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini." Kemudian beliau berisyarat ke wajah dan kedua telapak tangan beliau. (HR. Abu Dawud).
Tak hanya perasaan malu yang ku rasa saat itu, ada perasaan iri yang terlintas dihatiku. Ya... benar aku iri melihat mereka yang mengenakan pakaian lebih baik dari aku dan sesuai syarian Nya, iri melihat mereka bisa berpakaian seperti apa yang diperintahkan oleh Allah, sedangkan aku?? :'( ...
Pandangan ku pun terfokus kepada mereka semua yang mengenakan rok ataupun gamis dan memakai jilbab syari'i, mereka terlihat begitu nyaman dengan apa yang mereka kenakan, terleihat sederhana tapi begi anggun dan enak dilihat. Kejadian itu pun membuat hati ku menjadi yakin untuk segera move on dari si dia (pakaian pendek, ketat) ke si dia (pakaian syar'i)
Keyakinan ku untuk move on dari si dia mulai ku lakukan. sesampainya di rumah ku buka lemari pakaianku dan ku pilih-pilih baju yang kiranya terlalu ketat, pendek, nerawang, dan tak lupa koleksi jeans yang ku punya, ku kumpulkan semua jadi satu dan bisa ku hibahkan kepada yang lebih membutuhkan. Untunglah saat itu masih memiliki beberapa potong rok yang masih tersimpan rapi. Ada rasa malu saat itu, karena ternyata koleksi rok yang kupunya sedikit, dan jilbab yang kupunya masih transparan dan pendek. Saat itu jilbab yang transparan masih bisa ku pakai, karena aku memakainya double sehingga tidak terlihat transparan lagi. Move on pun membutuhkan waktu dan proses yang tidak sebentar.
Memakai jilbab syar'i pertama kali.. subhanallah,.. aku merasa tenang karena tidak perlu lagi tarik sana sini.. tak perlu lagi pentul sana sini.. hanya sebuah peniti yang ku kenakan dan satu buah bros bunga, dengan penampilan baru ku itu, aku mulai dengan bismillah untuk mengawali hari ku. Tapi entah mengapa, rasanya semua orang yang ku lewati dan bahkan rekan kantorku mulai memperhatikan penampilan ku yang beda dari biasanya. Bahkan ada yang bilang jika aku ini berlebihan dalam hal agama atau aku terlalu agamis alis sok alim. Dikira ikut pengajian apalah.. orang partai mana laah.. ajaran mana laah.. dan lain lain..
Awalnya aku sempat 'berprasangka', mungkin karena tidak suka atau apalah. Tapi aku berfikir lagi, mungkin mereka belum terbiasa denang penampilan baru ku saat ini. Sempat minder, tapi aku tetap kembali ke niatan awal yaitu "Karena Allah". Aku pun sudah tidak perduli lagi tentang penilaian dan pendapat orang tentang aku, karena tujuan ku adalah penilaian Allah. Nabi Muhammad SAW saja menyampaikan perintah Allah membutuhkan pengorbanan mulai dari dicaci, dimaki, dilempar batu, bahkan diludahi tapi saat ini aku kan baru dikatain ini itu, masa iya sudah mau menyerah. Seharusnya aku bisa bersikap tenang dan tidak marah. Dikeluarga ku sendiri aku berusa menjelaskan kepada mereka dan itu membutuhkan waktu untuk membuat mereka mengerti dengan move on yang ku lakukan ini.
Seiring berjalannya waktu, setelah aku mengenakan jilbab syar'i benar-benar terasa bedanya. Dijalan atau dimanapun jika ada ikhwan yang dekat denganku selalu jaga jarak, bahkan jika aku duduk di dalam bis, hampir tidak ada ikhwan yang duduk disebelahku karena dia lebih memilih tempat duduk yang lain. Semenjak aku mengenakan jilbab syar'i hati menjadi tenang, dijalan terasa aman dari godaan ikhwan. Seperti ada allah yang melindungi dibalik jilbabku. Walaupun aku mengenakain jilbab syar'i bukan berarti aku sudah puas, sebab dengan mengenakan jilbab syar'i ini merupakan langkah awal untuk memperbaiki diri dan lebih upgrade lagi sama amal ibadah dan ilmu agama.
Shalihat..
Ketika kita sudah dewasa, sudah baligh, dan sudah jatuh hukum WAJIB menutup aurat. Seharusnya sudah tidak ada lagi alasan ini dan itu untuk berdalih untuk tidak mengenakan jilbab,
Ada yang mendadak jadi GAFATAR (Gerakan Afa-aFA enTAR)
ENTAR aja berjilbabnya kalau sudah menikah.
Kalian lupa, kalau sebelum menikah dosanya yang menanggung adalah ayah?
ENTAR aja berjilbabnya kalau sudah dapet kerjaan posisi enak.
Kalian lupa, kalau rejeki kita yang mengatur adalah Rabb yang memerintahkan menutup aurat?
ENTAR aja berjilbabnya, kan sekarang masih muda.
Kalian lupa, kalau syarat mati tidak melulu menuggu tua?
Maukah moment pertama kali kalian menutup aurat dengan amat rapat adalah ketika hari terakhir kita berada di dunia? Ketika masa kontrak kita di dunia telah habis?
Maukah aurat kalian tertutup dengan rapi bukan dengan kain katun, wolvis, balotely? Tapi dengan lima lembar kain KAFAN.
Yuk.. menutup aurat dari sekarang..
Yuk berjilbab dari sekarang, karena berjilbab bukan tanda kita sudah baik, hati kita sudah bersih, akhlak kita sudah sempurna..
Berjilbab (menutup aurat) adalah tanda kita TAAT akan perintah Allah.
Yang sudah berjilbab (menutup aurat) segera move on dari si dia (pakaian pendek, ketat, dan nerawang) ke si dia (pakaian syar'i), karena move on bukan hanya terkait cinta kepada manusia, tapi juga pada Sang Pencipta, yakni Allah 'Azza wa Jalla.
Semoga aku dan shalihat bisa istiqomah ..
Aamiin.. Allohuma Aamiin...