Friday 8 May 2015

Dua Hati Yang Tak Bisa Menyatu..

Teringat bagaimana awal aku mengenalmu..
dari sebuah percakapan yang membahas mengenai pembentukan sebuah organisasi. Kau tau.. saat itu, ada perasaan aneh yang aku rasakan.. perasaan yang sudah lama tak aku rasakan. Ada kenyamanan dan aku merasa klop saat berbicara dengan mu.. padahal, saat itu kita belum pernah bertemu sama sekali.. entah apa yang aku pikirkan saat itu,  (*ingin rasanya aku bisa dekat dengan mu) sempat terlintas dalam benak ku..

Tak lama akhirnya aku bisa melihat dirimu secara langsung,,  Jantungku berdebar cepat dan mata ku tertuju hanya pada mu, seolah aku telah terhipnotis olehmu. Aku tak peduli dengan apa yang ada disekitar ku. Mata ku tetap mengawasi setiap gerak gerik yang kau lakukan, yang terkadang membuat ku tersenyum kecil. #ups Ternyata aku melupakan seseorang, dia seorang wanita yang pergi bersama mu. Ku pikir dia wanita special mu. Hati kecil ku pun mulai bertanya-tanya, tanpa tau jawabannya. Saat itu aku hanya bisa diam dengan hati sedih dan penuh tanya, namun mataku tetap tertuju padamu hingga acara pun berakhir.

Setiap ada perkumpulan dan kau selalu ada, kau selalu menjadi pusat perhatian ku, mata ku selalu saja tertuju padamu. Ingin aku menyapa mu, namun aku hanya terdiam hingga kau menyapaku duluan. Lagi-lagi jantungku bedebar dengan cepat, membuat ku selalu salah tingkah dihadapanmu. Pembicaraan pun membuat suasana hati ku menjadi lebih tenang, tapi aku tetap memperhatikan mu. Aku mulai masuk dalam lamunanku, berandai-andai kau tau, jika aku ingin selalu ada di dekat mu, ingin selalu bersama mu. Lamunan ku buyar seketika, saat kau bercerita pada teman mu bahwa wanita yang bersama mu kemarin itu adalah kekasihmu sejak 3/4 tahun lalu. Hancur sudah hati ku seketika, tak ada harapan lagi. Tiba-tiba aku pun terdiam dan seketika pikiran ku kosong.

Hari-hari yang ku lalui saat bersama mu, membuat ku senang. Sama-sama berjuang, agar organisasi itu tidak hancur dan bertahan. Sama-sama menghabiskan waktu dan tenaga kesana-kemari, agar kita mendapat saran dan masukan dari yang lainnya supaya organisasi ini menjadi kokoh. Aku senang saat bersama mu, namun aku kembali terdiam saat teringat dia. Tak ku hiraukan itu, karena aku bahagia, menghabiskan setiap detik pertemuan dengan mu.

Waktu terus berputar, rasa untuk mu masih tersimpan rapih di dalam hati ku. Sungguh sulit untuk melepaskanmu dari doaku. Perlu kau tau aku tak pernah merasa lelah, walaupun aku harus begadang, menghabiskan waktuku kesana kemari untuk membuat organisasi kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Karena waktu ku semakin banyak ku habiskan dengan bertukar pendapat dan saling memberi masukan bersama mu. Ya... karena bersamamu semua terasa menjadi ringan. Dan kau tau, aku merasakan seperti ada balon pecah dalam hati ku, saat kau bercerita bahwa kau sudah tak lagi bersama dia. Saat itu aku tak percaya dan menyayangkan hubungan kau dengan dia. 3/4 tahun itu bukan waktu yang sebentar untuk menjalin sebuah hubungan dan membutuhkan waktu lama untuk move on. 

Kita jadi lebih sering berkomunikasi dan bertemu untuk membicarakan organisasi, karena kegiatan organisasi sudah mulai padat. Perasaan ku pun masih tersimpan rapi, karena aku pun tak mungkin langsung mengatakan tentang apa yang aku rasakan padamu. Sampai suatu malam, kita berdua pergi untuk mengurusi organisasi yang tak terasa sudah hampir tengah malam saat itu. Aku tau saat itu kamu sedang jenuh, dan penat karena masalah yang dihadapi organisasi kita. Kita pun pergi untuk melepas rasa jenuh dan penat. Tak peduli sudah jam berapa saat itu, tapi aku merasa bahagia bisa menemani mu disaat kau sedang merasa gundah.

Semua mengalir begitu saja, aku dan kamu semakin dekat perasaan ku padamu semakin dalam. Namun aku ingat satu hal, kita berbeda dan perbedaan itu membuat ku sedih. Love is blind mungkin kata yang cocok untuk ku. Ketika aku tau adanya perbedaan itu, namun aku tak berusaha untuk menghentikan rasa yang ku punya untuk mu, malah membuat rasa itu semakin dalam.

Perlu kau sadari, bahwa hari-hari ku berwarna karena ada kamu. Ku jalani hari-hari ku dengan penuh semangat, karena ada kamu. Setiap pertemuan dengan mu, aku merasa seperti ada kekuatan yang kau berikan pada ku tuk jalani hari-hari ku. Hari ku tak lengkap bila tanpa mu dan semua terasa indah saat bersama mu, walau terkadang aku merasa sedih, galau, dan gak karu-karuan saat aku tau kau masih berhubungan dengan dia. Namun itu tak mengurangi perasaan ku pada mu. Aku tau, kau dan aku memiliki perasaan yang sama dan kita juga sama-sama tau bahwa kita tak mungkin bisa bersatu karena kita beda, tapi kita tetap menjalaninya berdua.

Sampai akhirnya dimana aku harus mengatakan sesuatu yang teramat berat untuk ku. Suatu berita yang aku sendiri bingung untuk menyampaikannya kepada mu. Karena perasaan ku yang tak mau jauh dari mu, dan aku tak ingin melupakanmu. Namun harus ku katakan, bahwa aku harus menikahi orang yang tak ku sayang. Berat aku katakan, namun aku harus bisa mengatakannya, sebelum kamu tau dari orang lain bukan dari mulutku sendiri. Aku tau mungkin kamu shock dan gak tau harus bagaimana dan apa yang harus kau katakan. Aku sendiri merasa seperti ada petir yang menyambar yang membuat ku hancur saat itu juga.

Aku menangis setiap malam untuk menyembunyikan itu, karena aku tak kuat untuk mengatakan ini semua. Sejujurnya aku ingin bersamamu dipelaminan itu, bukan dengan orang yang tak ku sayang. Aku ingin bersama mu menghabiskan semua sisa waktu yang ku punya.. Maafkan aku yang mengorbankan perasaan ku padamu, yang harus menghancurkan mimpi indah bersama mu. Hanya karena alasanku menikahi pria itu, demi membuat kedua orang tua ku dan keluarga ku bahagia, karena aku tak ingin mengecewakan mereka. Maafkan aku yang baru menceritakan ini padamu. Maafkan aku yang terlalu sayang padamu. Maafkan aku, yang tak akan pernah melupakanmu karena kau akan menjadi bagian terindah dalam hidupku walaupun itu harus menjadi kenangan. Beribu kata maaf, belum cukup rasanya. Namun ku tak lupa ucapkan terima kasih untuk mu, untuk semua waktu mu, untuk semua perhatian mu, untuk jeweran mu, untuk omelan mu, untuk canda tawa bersama mu. Terima kasih telah mengisi hati ku, mewarnai hari ku, menjadi inspirasi ku, menjadi penyemangatku dan Terima kasih banyak telah menjadi bagian yang beharga dalam hidupku.

Ingatlah apa yang pernah ku katakan padamu..
Senyum mu.. Semangat ku...
Semangat mu.. Kekuatan ku..
dan doa ku menyertaimu selalu...

Walau berat untuk ku.. walau ku tak tau.. aku mampu atau tidak melewati ini semua tanpa mu disisiku.. namun aku akan mencoba melakukan apa yang kau katakan padaku..
Terima kasih untuk kasih dan sayang mu selama ini...